OLEH: DADANG HUDAN DARDIRI, S.Pd., M.Pd.
Sumber gambar:
Arsy Tours. 2015. Taman Prasejarah Leang-Leang
Menawarkan Wisata Sejarah dan Budaya. Diunduh
pada 24 Januari 2021, dari: https://www.arsy.co.id/2015/09/taman-prasejarah-leang-leang-menawarkan.html.
A.
Pengertian Seni Grafis
Istilah grafis menurut
etimologi berasal dari kata grafic (bahasa
Inggris) yang diadopsi dari Bahasa Latin graphe,
kata graphe tersebut juga ternyata
diambil dari Bahasa Yunani yang berarti menulis, menggores, atau menggambar diatas batu.
Seni grafis tergolong seni rupa dua dimensi yang proses pembuatannya menggunakan
teknik cetak. Bidang gambar yang digunakan biasanya berupa kertas. Kecuali pada
teknik monotype proses pembuatan seni
grafis mampu meciptakan salinan karya yang sama persis dengan jumlah yang
banyak. Di Indonesia pembuatan karya grafis telah dibuat sejak zaman prasejarah
dengan bukti gambar cetakan tangan yang terdapat di goa Leang-leang, Sulawesi
Selatan. Teknik pengerjaaan gambar dilakukan dengan meletakan tangan di atas
permukaan dinding gua lalu pewarna yang telah dikunyah disemburkan melalui mulut, selanjutnya tangan diangkat
sehingga terteralah cetakan tangan di atas permukaan gua yang sekelilingnya
dipenuhi warna.
Cetakan Tangan yang terdapat pada Goa Leang-Leang
Sumber gambar:
Arsy Tours. 2015. Taman Prasejarah Leang-Leang
Menawarkan Wisata Sejarah dan Budaya. Diunduh
pada 24 Januari 2021, dari: https://www.arsy.co.id/2015/09/taman-prasejarah-leang-leang-menawarkan.html.
Seni grafis dapat diartikan
sebagai cabang seni rupa murni (fine art)
yang bersifat dua dimensional (dwi matra)
yang dalam proses perwujudan ide (gagasan) serta curahan perasaan (expression) menggunakan teknik atau
proses cetak atau tera. Cetakan untuk pembuatan karya grafis diciptakan
dari permukaan sebuah bahan, secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan diantaranya adalah: plat logam,
biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa;
batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/ cukil
kayu. Ciri-ciri seni grafis sebagai salah satu karya seni rupa diantaranya:
1.
Memiliki
sifat duplicate artinya karya seni
rupa dua dimensi yang menghasilkan karya dengan cara digandakan. Penggadaan
karya dihasilkan dengan salinan atau duplikat yang sama persis.
2.
Memiliki
sifat omnipresence atau omnipresent, karena karya seni grafis
dihasilkan dengan cara digandakan maka hasil karya yang dihasilkan dapat hadir
dimana-dimana.
3.
Bersifat original, meskipun dihasilkan dengan
cara digandakan ide dasar atau konsep dasar seni grafis tetap bersifat orisinal
atau bukan merupakan karya hasil jiplakan atau turuan dari karya orang lain.
B.
Jenis Karya Grafis
Berdasarkan teknik atau cara
pembuatanya jenis karya seni grafis terdiri dari cetak tunggal (mono print atau mono type), cetak datar (lithography),
cetak tinggi (wood cut), cetak saring
(silk screeen atau screen printing), serta cetak dalam (intaglio).
1.
Cetak Tunggal (Mono Print atau
Mono Type)
Cetak tunggal atau mono print atau disebut juga mono type adalah karya seni grafis yang
cenderung menghasilkan karya grafis dengan jumlah tunggal. Proses pembuatannya
cetak tunggal cukup sederhana yaitu, dengan langkah pembuatan sebagai berikut:
a.
Sediakan acuan cetak berupa lempengan kaca
dengan ukuran sesuai dengan bidang gambar yang akan dibuat, kertas singkong
atau kertas gambar, cat air, kwas serta air bersih.
b.
Buatlah pola
gambar atau sketsa diatas permuakaan kaca menggunakan spidol.
c.
Warnailah
pola gambar yang telah dibuat di atas kaca menggunakan cat air atau cat poster
dengan sedikit kental.
d.
Setelah
proses pewarnaan selesai, siapkanlah kertas lalu celupkan ke dalam air bersih
tiriskan sebentar, dengan tidak menunggu terlalu kering letakkanlah kertas
gambar yang masih agak basah tersebut ke atas permukaan kaca yang telah diberi
gambar ratakan permukaan kertas menggunakan rol, selanjutnya angkatlah kertas
gambar tersebut, maka gambar yang ada di kaca akan berpindah ke atas permukaan
kertas. Biarkanlah gambar tersebut kering, dengan demikian kita telah
menghasilkan grafis dengan teknik monoprint atau mono type.
Seni Grafis dengan Teknik Monotipe/ Monoprint
Sumber gambar:
KakaVisula. 2016. Monotipe.
Diunduh pada 24 Januari 2021, dari: http://www.kakavisual.co.id/monotipe/
2.
Cetak Datar (Lithography)
Karya grafis dengan teknik
cetak datar atau dikenal juga lithography adalah karya seni grafis yang dibuat
dengan menyediakan acuan catak berupa batu yang dikenal dengan batu litho
itulah kenapa karya grafis dengan teknik ini disebut sebagai lithogrphy. Karya grafis dengan teknik lithography lazim dihasilkan oleh para
seniman grafis atau disebut inkgrafer
yang berada di negara-negara Eropah.
Litografi adalah teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder dan didasari pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak bisa bercampur.
Digunakan permukaan berpori, biasanya sejenis batu yang disebut limestone/batu kapur;
gambar dibuat pada permukaan batu dengan medium berminyak. Kemudian dilakukan
pengasaman, untuk mentransfer minyak ke batu, sehingga gambar 'terbakar' pada
permukaan. Lalu dilapisi gum arab (arabic gum), bahan yang larut air, menutupi permukaan batu yang tidak tertutupi medium
gambar (yang berbasis minyak). Batu lantas dibasahi, air akan berada pada
bagian permukaan yang tidak tertutup medium gambar berbasis minyak tadi;
selanjutnya batu di-roll dengan tinta berbasis minyak ke seluruh permukaan;
karena air menolak sifat minyak pada tinta maka tinta hanya menempel pada
bagian gambar yang berminyak. Kemudian selembar kertas lembap diletakkan pada
permukaan, image/gambar ditransfer ke kertas dengan menggunakan alat press.
Teknik litografi dikenal dengan kemampuannya menangkap gradasi halus dan detail yang sangat kecil.
Salah satu Karya Lithography
Sumber gambar:
Michael Pollick. 2020. What is a Lithograph? Diunduh pada tanggal 26 Januari 2021, dari: https://www.wisegeek.com/what-is-a-lithograph.htm
Seniman yang
menggunakan teknik ini: George Bellows, Pierre Bonnard, Honoré Victorient Daumier, M.C. Escher, Ellsworth Kelly, Willem de Kooning, Joan Miró, Edvard Munch, Emil
Nolde, Pablo
Picasso, Odilon Redon, Henri de Toulouse-Lautrec and Stow Wengenroth.
3.
Cetak Tinggi (Wood Cut)
Cukil kayu atau wood cut sering disebut
juga sebagai xilografi (xylographi) ,
adalah salah satu teknik cetak relief, merupakan teknik seni grafis paling awal, dan merupakan satu-satunya yang
dipakai secara tradisional di Asia Timur. Kemungkinan pertama kali dikembangkan
sebagai alat untuk menciptakan pola cetak pada kain, dan pada abad ke-5 dipakai
di Tiongkok untuk mencetak teks dan gambar pada kertas. Teknik cukil kayu di
atas kertas dikembangkan sekitar tahun 1400 di Eropa oleh Johannes Gutenburg, dan beberapa waktu kemudian di Jepang. Di dua tempat ini, teknik cukil
kayu banyak digunakan untuk proses membuat gambar tanpa teks.
Seniman membuat skets terlebih dulu pada sebidang papan kayu, atau di kertas
yang kemudian ditransfer ke papan kayu. Tradisionalnya, seniman kemudian
menyerahkan rancangannya ke ahli cukil khusus, yang menggunakan peralatan tajam
untuk mencukil bagian papan yang tidak akan terkena tinta. Bagian permukaan
tinggi dari papan kemudian diberi tinta dengan menggunakan roller,
lalu lembaran kertas, yang mungkin sedikit lembap, ditaruh di bawah papan. Kemudian papan
digosok dengan baren (alat yang digunakan di Jepang) atau sendok, atau melalui alat press. Jika memakai beberapa warna, papan yang terpisah
dipakai untuk tiap warna.
Seniman yang menggunakan
teknik ini:Albrecht Dürer, Werner Drewes, Hiroshige, Hokusai.
Karya Woodcut karya Katsushika
Hokushai
Sumber gambar:
Wikipedia. 2021. Fine Wind, Clear Morning. Diunduh pada
26 Januari 2021, dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Fine_Wind,_Clear_Morning
The flight into Egypt, Woodcut karya Albrecht
Dürer
Sumber gambar:
Wiikipedia. 2021. List of woodcuts by Albrecht Dürer. Diunduh
pada taggal 26 Januari 2021, dari:
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_woodcuts_by_Albrecht_D%C3%BCrer
View of the Whirlpools at Awa triptych, 1857, karya Utagawa Hiroshige
Sumber:
Wikipedia.
2021. Hiroshige. Diunduh pada tanggal 26 Januari 2021, dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Hiroshige
4.
Cetak Saring (Silk Screen atau
Screen Printing)
Cetak saring dikenal juga dengan sablon atau serigrafi menciptakan warna
padat dengan menggunakan teknik stensil. Mula-mula seniman menggambar berkas pada selembar kertas atau plastik
(kadang-kadang dipakai juga film.) Gambar kemudian dilubangi untuk menciptakan
stensil. (Bagian yang berlubang adalah bagian yang akan diwarnai.) Sebuah screen dibuat dari selembar kain (asalnya dulu menggunakan sutra) yang
direntangkan pada rangka kayu. Selanjutnya stensil ditempelkan pada screen.
Kemudian screen diletakkan di atas kertas kering atau kain. Tinta dituangkan di
sisi dalam screen. Sebuah rakel dari karet digunakan untuk meratakan tinta melintasi screen, di atas
stensil, dan menuju ke kertas atau kain. Screen diangkat ketika gambar sudah
ditransfer ke kertas/kain. Tiap warna memerlukan stensil yang terpisah. Screen
bisa dipakai lagi setelah dibersihkan.
Seniman yang menggunakan
teknik ini: Josef Albers, Chuck Close, Ralston Crawford, Robert
Indiana, Roy Lichtenstein, Julian Opie, Robert
Rauschenberg, Bridget Riley, Edward Ruscha, dan Andy Warhol.Brooklyn Bridge, 1983, Cetak Saring Karya Andy
Warhol
Sumber gambar:
Master Works Fine Art Gallery (MFA).____. Andy Warhol and his Screenprint. Diunduh
apa 26 Januari 2021, dari: https://news.masterworksfineart.com/2017/10/19/andy-warhol-and-his-screenprint.
5.
Cetak Dalam
Cetak dalam adalah karya
grafis menggunakan acuan cetak bersifat dalam untuk menyalurkan tinta ke atas
media gambar. Cetak dalam berlawanan dengan cetak tinggi pada cetak tinggi
bagian yang tinggi untuk memindahkan tinta pada permukaan kertas, sedangkan
pada cetak dalam justru permukaan yang tinggi harus bebas dari tinta sedang
bagian yang dalam untuk menahan tinta yang nantinya dipindahkan ke permukaan
kertas atau media gambar. Jenis-jenis cetak dalam terdiri dari beberapa teknik
diantaranya engraving, etsa, mezzotint dan drypoint.
a.
Engraving
Engraving
pertama kali dikembangkan di Jerman
sekitar tahun 1430. Pembuat engraving memakai matrix atau acuan cetak menggunakan permukaan logam. Permukaan logam yang
berupa plat tembaga diberi desain atau gambar dengan cara diukir menggunakan
alat yang disebut burin. Alat ukir
tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis
yang berbeda-beda.
Seluruh permukaan plat diberi
tinta, kemudian tinta dibersihkan dari permukaan, yang tertinggal hanya tinta
yang berada di garis yang diukir. Kemudian acuan cetak berupa plat diletakan pada alat press bertekanan
tinggi bersama dengan lembaran kertas (seringkali dibasahi untuk melunakkan).
Kertas kemudian mengambil tinta dari garis engraving (bagian yang diukir), sehingga menghasilkan karya cetak.
"Melancholia I", engraving karya Albrecht Dürer
Sumber
gambar:
Wikipedia.
2021. Seni Grafis. Diunduh pada tangal 26 Januari 2021, dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Seni_grafis
b.
Etsa (Etchcing)
Etsa adalah
karya grafis yang tergolong cetak dalam dengan acuan cetak berupa plat atau
lempengan temabaga. Etsa ditemukan oleh Proses Daniel Hopfer (sekitar 1470-1536) dari Augsburg, Jerman, yang mendekorasi baju
besinya dengan teknik ini.
Etsa
kemudian menjadi tandingan engraving sebagai medium seni grafis yang populer.
Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang memerlukan ketrampilan khusus
dalam pertukangan logam, etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang
terbiasa menggambar.
Hasil
cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan kontur
halus. Mula-mula selembar plat logam (biasanya tembaga, seng atau baja)
ditutup dengan lapisan semacam lilin. Kemudian menggores lapisan tersebut
dengan jarum etsa yang runcing, sehingga bagian logamnya terbuka. Plat tersebut
lalu dicelupkan dalam larutan asam atau larutan asam disapukan di atasnya, jenis larutan asam yang biasa digunakan diantaranya adalah asam nitrat
(HNO3) Asam akan mengikis bagian
plat yang digores (bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu,
lapisan yang tersisa dibersihkan dari plat, dan proses pencetakan selanjutnya
sama dengan proses pada engraving.
Potrait Martin Luther Karya
Etsa Daniel Hopfer (1523)
Sumber gambar:
Wikipedia. 2020. Daniel Hopfer. Diunduh pada tanggal 26 Januari 2021, dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Daniel_Hopfer
c. Mezzotint
Mezzotint adalah teknik cetak
dengan menggunakan acuan cetak berupa plat logam yang terlebih dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata. Gambar dihasilkan dengan cara mengerok halus permukaan, menciptakan gambar yang dibuat dari gelap ke
terang. Mungkin juga menciptakan gambar hanya dengan mengkasarkan bagian
tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap. Alat yang digunakan untuk teknik ini adalah rocker.
“Sun Shine”, Karya Mezzotint Peter Ilsted
Sumber
gambar:
Wikipedia. 2021. Mezzotint.
Diunduh pada, tanggal 26 Januari 2021, dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Mezzotint
Metode mezzotint ditemukan
oleh Ludwig von
Siegen (1609-1680).
Proses ini dipakai secara luas di Inggris mulai pertengahan abad 18, untuk mereproduksi foto dan
lukisan.
Portrait of Amelie Elisabeth von Hessen, diketahui karya pertama mezzotint, Ludwig von
Siegen, (1642). Yang terdapat di Metropolitan Museum of Art.
Sumber gambar:
History of Information.com. 2021.Ludwig
van Siegen Invents Mezzotint.
Diunduh pada tanggal 26 Januari 2021, dari: https://www.historyofinformation.com/detail.php?id=1258.
d. Drypoint
Drypont adalah teknik garfis yang
menggunakan acuan cetak yang mirip dengan engraving.
Sementara garis pada engraving sangat halus dan
bertepi tajam, goresan drypoint meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Kesan
ini memberi ciri kualitas garis yang lunak, dan kadang-kadang berkesan kabur,
pada drypoint. Karena tekanan alat
press dengan cepat merusak kesan tersebut, drypoint
hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil; sekitar sepuluh sampai
duapuluh karya. Untuk mengatasi ini, penggunaan electro-plating (pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain)
telah dilakukan sejak abad sembilanbelas untuk mengeraskan permukaan plat.
Teknik ini ditemukan oleh
seorang seniman Jerman selatan abad 15 yang memiliki julukan Housebook
Master. Di antara
seniman yang menggunakan teknik ini adalah Albrecht
Dürer dan Rembrandt Van Ryjn.
Drypoint
karya Rembrandt Van Rhyjn
Sumber
gambar:
Master Works Fine Art Gallery (MFA).____. Rembrandt Drypoints
Diunduh apa 26 Januari 2021, dari: https://news.masterworksfineart.com/2017/10/19/andy-warhol-and-his-screenprint.
Sumber Gambar:
Arsy Tours. 2015. Taman Prasejarah Leang-Leang Menawarkan Wisata Sejarah dan Budaya.
Diunduh pada 24 Januari 2021, dari:
https://www.arsy.co.id/2015/09/taman-prasejarah-leang-leang menawarkan.html.
History of Information.com. 2021. Ludwig van Siegen Invents Mezzotint.
Diunduh pada tanggal 26 Januari 2021, dari:
https://www.historyofinformation.com/detail.php?id=1258.
KakaVisula. 2016. Monotipe. Diunduh pada 24 Januari 2021, dari:
http://www.kakavisual.co.id/monotipe/.
Master Works Fine Art Gallery (MFA).____. Andy Warhol and his Screenprint. Diunduh
apa 26 Januari 2021, dari:
https://news.masterworksfineart.com/2017/10/19/andy-warhol-and-his-screenprint.
___________________________________.____. Rembrandt
Drypoints. Diunduh apa 26 Januari 2021, dari:
https://news.masterworksfineart.com/2017/10/19/andy-warhol-and-his-screenprint.
Michael Pollick. 2020. What is a Lithograph? Diunduh pada tanggal 26 Januari 2021, dari:
https://www.wisegeek.com/what-is-a-lithograph.html.
Wikipedia. 2020. Daniel
Hopfer. Diunduh pada tanggal 26 Januari 2021, dari:
https://en.wikipedia.org/wiki/Daniel_Hopfer.
_________. 2021. Fine
Wind, Clear Morning. Diunduh pada 26 Januari 2021, dari:
https://en.wikipedia.org/wiki/Fine_Wind,_Clear_Morning.
_________. 2021. Hiroshige.
Diunduh pada tanggal 26 Januari 2021, dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Hiroshige.
_________. 2021. List
of woodcuts by Albrecht Dürer. Diunduh pada taggal 26 Januari 2021, dari: https://en.wikipedia.org/wiki/
List_of_woodcuts_by_Albrecht_D%C3%BCrer.
_________. 2021. Mezzotint.
Diunduh pada, tanggal 26 Januari 2021, dari:
https://en.wikipedia.org/wiki/Mezzotint.
_________. 2021. Seni
Grafis. Diunduh pada tangal 26 Januari 2021, dari:
https://id.wikipedia.org/wiki/Seni_grafis.
0 comments: