Cara Meningkatkan Kreativitas
Oleh: Dadang Hudan Dardiri, S.Pd., M.Pd.
Pernahkah
kita mengamati sebuah lukisan, mendengar lagu/ musik, nonton film atau
mengamati suatu produk selanjutnya kadangkala kita berpikir kok sampai
terpirkan oleh para pencipta lukisan, lagu/ musik, para kreator perfilman serta
disainer-desainer produk menciptakan berbagai karya-karya yang sedemikian rupa,
sedemikian unik, terus kok bisa mereka menemukan
cara bagaimana menciptakannya? Lalu kita sampai pada kesimpulan karya-karya
tersebut diciptakan oleh orang-orang yang memilki kreativitas memadai.
Lalu
apa yang dimaksud dengan kreativitas “Kreativitas
adalah skill yang memungkinkan seseorang untuk memproduksi karya-karya yang
unik. Orang kreatif mampu menghasilkan ide-ide yang oririginal dan berbeda dari
biasanya.” Ternyata masih ada sebagian orang yang percaya jika kreativitas
adalah sebuah bakat/ talent atau karakteristik bawaan. Secara mendasar sebenarnya
kreativitas dapat dipelajari dan dikembangkan. Jika kita termasuk orang yang
mengganggap bahwa diri kita tidak sekreatif orang lain atau tidak tahu kok
susah sekali mendapatkan ide-ide/ gagasan-gagasan baru. Nah pada bahasan ini
akan disampaikan sekulimit bagaimana caranya meningkatkan dan mengembangkan
kreativitas. Dari sudut pandang psikologis kreativitas
adalah kemampuan utuk menghasilkan atau mengembangkan karya asli, teori, teknik
atau pemikiran. Orang kreatif biasanya menampilkan orisinalitas, imajinasi, dan
ekspresi.
Biasanya
orang yang dianggap kreatif itu identik dengan orang yang lihai bermain musik,
orang yang sehari-harinya menghasilkan karya patung, lukisan serta semua orang
yang bergelut dalam bidang seni. Pernyataan ini sebetulnya tidak salah mereka
semua bisa dibilang sebagai orang-orang kreatif atau orang-orang yang bergerak
dibidang industri kreatif. Tapi kreativitas sendiri tidak sebatas orang-orang
yang mempunyai bakat di bidang artistik saja. Kreativitas itu banyak sekali
bentuknya ada yang mengekspresikan kreativitas di bidang estetika, tapi ada
juga di bidang ilmiah, kreatif di bidang inovasi dalam memecahkan masalah dan
masih banyak lagi.
Dalam
dunia sekarang yang serba berubah dengan cepat semua jenis kreativitas itu
pasti akan dibutuhkan untuk mencari solusi-solusi baru terhadap masalah-masalah
yang baru juga. Terus apa sebenarnya yang membuat seseorang itu dianggap
kreatif? Sebenarnya kreatif itu lebih mirip dengan keterampilan yang dipelajari
daripada kualitas bawaan. jika kita mengacu pada Business News Daily menyebutkan bahwa kreativitas adalah kemampuan
untuk:
1.
Melihat
masalah dari persfektif yang berbeda
2.
Menghubungkan
berbagai konsep atau isu
3.
Menentang
asumsi-asumsi tradisional
Semua keterampilan
tersebut harus dilatih supaya dapat kita kuasai. Kreativitas itu ternyata dapat
dilatih sehingga dapat dikusai. Jika kita sekarang belum mengusainya, sekarang
waktunya kita mengubah asumsi ini dengan cara segera melakukan upaya untuk
meningktkan kreativitas. Jadi bagaimana upaya meningkatkan kreativitas tersebut?
Ada beberapa cara diantaranya sebagai berikut.
1. Proses
aktif
Pengembangan kreativitas
merupakan proses aktif, jadi tidak pasif . Bila kita hanya diam saja tanpa
melakukan apapun terus serta merta proses krativitas itu naik? Kreativitas
tidak datang secara ajaib, dan begitu saja tanpa suatu proses. Hanya ketika
orang yang itu minum air, langsung ia mendapatkan kreativitas. Langsung mendapatkan
ide-ide luar biasanya. Seseorang yang duduk di bawah sebuah pohon lalu buahnya
jatuh di kepala langsung menemukan ide tentang suatu teori yang paling
fenomenal. Selanjutnya seseorang berendam di dalam bak mandi (bathtub) langsung menemukan suatu hukum
yang dapat mengubah dunia. Kita harus secara aktif mencari sumber inspirasi
yang bisa memberi kita ide-ide baru atau memotivasi kita untuk memprodukasi
karya yang belum pernah diciptakan sebelumnya.
Proses tersebut
diantaranya adalah membaca buku, koran, majalah atau artikel secara online atau
offline. Mendengar musik favorit, jalan-jalan, mengamati karya-karya orang
lain. Manfaatkan strategi apupun yang paling cocok untuk kita sesuai bidang
yang kita tekuni. Inspirasi itu sebenarnya ada di mana-mana, tapi hal-hal itu
tidak akan mengispirasi kita jika kita tidak secara sadar memperhatikan dan secara
sadar mengapresisasinya.
2. Interlude
Dengan mengutip seorang
penulis Alan Cohen yang mengatakan: “Ada
kebaikan dalam bekerja dan ada kebaikan dalam istirahat. Lakukan dan jangan
abaikan keduanya”
Sewaktu-waktu otak kita
perlu istirahat dari mengambil dan memproses informasi. Istirahat dimaksud
diistilahkan sebagai interlude, agar
istirahat ini lebih bermakna dan merupakan sisipan yang betul-betul kita
rencanakan. Interlude ini sebetulnya
meminjam dari istilah dalam musik dimana yang dimaksud interlude merupakan sisipan musik di tengah lagu. Interlude adalah bagian yang menyambungkan
antara bait dengan refren. Pada
umumnya tidak terdapat syair dalam interlude
ini, karena interlude hanya terdiri
dari beberapa bar atau pola akor.
Terlalu banyak
mengkonsumsi materi justru akan menghentikan aktivitas dan kreativitas kita.
Bersantai sejenak justru sebelum melakukan tugas akan mendatangkan keuntungan
yang besar untuk menigktkan kreativitas kita. Jika kita mengambil istilah dalam
bahasa Belanda kegiatan tidak melakukan apa-apa ini disebut dengan “Niksen”.
Dr. Sandi Mann penulis
buku “The Science of Boredom”,
(sains/ ilmu yang mengungkap tentang kebosanan) menyatakan: “memanfaatkan niksen ini dengan memilih
aktivitas yang membutuhkan sedikit konsentrasi, atau bahkan tidak sama sekali.”
Contohnya adalah jalan-jalan, berenang, atau bahkan hanya duduk dengan mata tertutup
dan membiarkan pikiran kita mengembara, tanpa musik atau stimulus untuk
membimbingnya. Penting juga menjauhkan ini dari gadgets (gawai), atau internet. Kata Dr. Sandi Mann “ketika kita mengosongkan pikiran kita tidak
melakukan apa-apa, otak kita akan mencari stimulasi, dan kalau kita tidak bisa
menemukannya, pikiran kita akan menciptakannya.” Setelah aktivitas ini kita
akan kembali kepada pekerjaan yang kita hadapi dengan secara lebih jernih dan
mendapatkan ide-ide yang cukup kreatif.
3. Cari
Tugas dan peluang yang menantang
Ini penting sekali bagi
diri kita untuk melangkah lebih jauh dalam megembangkan kreativitas. Jika kita
bekerja dengan projek-projek yang baru, ini akan didorong untuk melakukan
sesuatu yang agak berbeda. Hal ini bisa menyebabkan ide-ide itu berkompetisi
sehingga bisa membantu menghasilkan sesuatu yang baru. Jadi kejar kesempatan
dengan mata terbuka bahwa kita dapat mewujudkan ide baru yang kreatif. Bekerjalah
dengan menggunakan berbagai cara atau proses, media dan bahan, serta
perlengkapan yang berbeda dalam menyelesaikan bergai tugas yang kita hadapi. Selain
menantang diri sendiri untuk mengambil kesempatan, kita juga bisa menciptakan
peluang untuk diri sendiri dalam upaya mengasah kreativitas. Mungkin kita
memulai projek dengan mencari ide-ide baru untuk digunakan dalam menyelesaikan
berbagai tugas.
4.
Abaikan 3 mitos kreatif
Abaikan 3 mitos kreatif
merupakan Sebuah tip dari buku “The
Element” karya Sir Ken Robinson. Banyak orang yang menganggap bahwa kreatif
itu sulit, kreatif itu hanya untuk orang-orang tertentu saja, kreatif itu
adalah untuk orang-orang yang cerdas, dan orang yang pintar. Jadi, dia
mengatakan “oke, saya tidak kreatif”. Jadi
ketika dia menemukan suatu masalah, apa yang dilakukan? Dia tidak berfikir
solusinya bagaimana? Dia menyerah kemudian bergantung kepada orang-orang yang
dianggap kreatif. Dia tidak mengasah kemampuan berpikirnya.
Ada 3 mitos menghambat
seseorang berifkir kreatif. 3 mitos ini membuat orang itu merasa bahwa dia
tidak kreatif. Dia perlu mengandalkan orang lain untuk bisa menyelesaikan
masalah-masalah tertentu.
Mitos pertama: menganggap bahwa kreativitas itu hanya dimiliki oleh
orang-orang sukses, dimiliki oleh orang-orang hebat, dimiliki oleh orang-orang
pintar. Dalam bidang sains kreativitas itu hanya dimiliki oleh Albert Einstein,
Stephen Hawking, Nikolas Tesla dan lain-lain. Dalam bidang sastra, kreativitas
itu hanya dimiliki oleh Adrea Hirata, J.K. Rowling, Charles Dickens, Enid
Blyton, H.C. Andersen, dan lain-lain. Dalam bidang seni visual kreativitas itu
hanya dimiliki oleh Leonardo Da Vinci, Vincent Van Gogh, Pablo Picasso,
Affandi, Amri Yahya dan lain-lain. Dalam bidang teknologi dan informatika
kreativitas itu hanya dimilki oleh Mark Zuckerberg, Bill Gates, Thomas Alfa
Edison, dan lain-lain. Kreativitas itu bukan hanya boleh didominasi oleh
mereka, orang-orang sukses tersebut. Kita juga mampu asal menggunakan seluruh
potensi yang kita miliki.
Mitos kedua: menganggap kreativitas adalah sebuah kegiatan yang
spesial. Hanya bisa dilakuan oleh orang-orang yang spesial saja. Kita semua
dapat menggunakan itu selama menggunakan proses berpikir kita dan terus
mengasah proses berpikir kita.
Mitos Ketiga: menganggap bahwa orang kreatif merupakan suatu
kelompok tertentu. Orang dikelompokkan dan dibatasi dengan: “orang ini kreatif, orang ini tidak kreatif,
kamu kreatif dan kamu tidak kreatif.” Dengan membagi dua hal seperti ini,
dua kelompok seperti ini maka kita berfikir kreatif hanya untuk orang-orang
tertentu saja.
Tiga mitos ini kalau bisa kita abaikan maka kita bisa
mengembangkan diri kita menjadi orang yang lebih kreatif.
5. Imajinasi
Point ke lima adalah
imajinasi, kita perlu menggunakan imajinasi kita. Imajinasi adalah kemampuan
kita yang sangat-sangat luar biasa tapi kita tidak memanfaatkannya dengan sangat
baik. Itu tidak kita syukuri bahkan diabaikan atau bahkan digunakan secara
destruktif. Imajinasikan apa yang kita inginkan. Imajinasikan bagaimana
kehidupan kita akan berubah. Imajinasikan bagaimana kita bisa melayani banyak
orang, membantu banyak orang. Dibandingkan dengan mengunakan imajinasi untuk
membayangkan, “Aduh saya tidak percaya
diri. Bagaimana kalua orang itu menertawakan saya. Tapi justru bagaimana kalau
orang itu jutru tepuk tangan karena ide kita? Jadi imajinasi ini, kita
gunakan secara konstruktif.
Hal yang menghambat
dalam mengembangkan potensi terbaik, jika kita tidak pernah menggunakan rentang
kapasitas yang luar biasa. Salah satunya adalah imajinasi. Imajinasi adalah
kunci berfikir kreatif, dan setiap orang mempunyai itu. Dan masalahnya adalah
selama ini kita menggunakan imajinasi kita secara destruktif bukan konstruktif.
Kita mengunakan imajinasi kita untuk membayangkan hal-hal yang kita takutkan,
kita membayangkan diri kita gagal. Kita membayangkan kita tidak bisa. Itu
artinya kita sedang menggunakan faculty atau kemampuan kita yang luar biasa
tapi secara destruktif/ merusak.
Kita berpikir definisi
yang tepat tentang kreatif bahwa kreatif itu sama dengan imajinasi, padahal sebenarnya
imajinasi baru satu aspek atau bagian untuk menempuh jalan kreatif sementara kreatif
adalah imajinasi yang diterapkan. Jadi jika kita mempunyai imajinasi yang luar
biasa tapi tidak pernah berani untuk
menerapkannya tidak pernah berani untuk menunjukkannya, tidak pernah berani
untuk mempresentasikannya, maka kreativitas itu belum terjadi, itu hanya
imajinasi saja. Kita perlu mengolah imajinasi kita sehingga bisa diterapkan dan
bisa bermanfaat untuk banyak orang. Langkah selanjutnya kita menggabungkan
berbagai proses. Kita mengimajinasikan berbagai kemungkinan-kemungkinan, apa
yang kita bisa tambah, apa yang bisa kita eliminasi, apa yang bisa kita bagikan
atau apa yang bisa kita multifikasi. Kadang-kadang menemukan hal baru.
Kadang-kadang menemukan imajinasi dan kreativitas yang baru itu bukan berasal
dari hal yang baru semuanya.
Sebagai contoh “The Wright brothers” atau Wright bersaudara
dalam menciptakan pesawat terbang, terinfirasi oleh Ibnu Firnas (matematikawan,
astronom, fisikawan, dan ahli penerbangan Muslim dari abad ke-9).
Joseph Niepce (1827) dan
Robert Bacon (abad ke 13) penemu teknologi fotografi merupakan teknologi lanjutan hasil temuan Ibn al-Haytham (ilmuwan
musilim dari Irak abad ke 11).
Kita bisa mengunakan
ide-ide yang sudah ada, apa saja yang dapat ditambah. Apa yang bisa kita
kurangi. Apa yang bisa dibagikan. Apa yang bisa multifikasi, maka kita akan
menemukan sebuah ide praktis ide luar biasa. Kreativitas yang luar biasa memberikan
manfaat kepada banyak orang. Kesimpulannya
kita adalah orang kreatif dan kita sudah memiliki kapasitas itu semuanya. Kapasitas itu sedang
menunggu kita untuk dikembangkan. Mulai gunakan imajinasi kita secara
produktif. Bagaimana seandainya kita bisa memanfaatkan. Bagaimana kita bisa memanfaatkan
setiap ide-ide yang bisa kita terapkan dan itu ternyata diserap oleh banyak
orang. You can change your life doing that.
Jadi lupakan semua mitos-mitos ini.
Dari
bahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas tidak hanya terbatas
dimiliki oleh kalangan yang berkecimpung di dunia kreatif saja, tetapi lebih
luas dari itu. Kreatvitas adalah kemampuan utuk menghasilkan atau mengembangkan
karya asli, teori, teknik atau pemikiran. Orang kreatif biasanya menampilkan
orisinalitas, imajinasi, dan ekspresi. Cara mengembangkan kreativitas adalah (1)
proses aktif; (2) ineterlude; (3) Cari Tugas dan peluang yang menantang; (4) Abaikan
3 mitos kreatif; dan (5) imajinasi. Gunakan seluruh potensi dan kesempatan yang
kita miliki untuk menjadi sosok sebagai orang yang kreatif. Mungkin pada
awalnya kita akan kesulitan untuk memulainya,
tetapi seperti dikemukakan oleh Albert Einstein "Di tengah setiap kesulitan terletak peluang."
0 comments: